Generasi Melenia Dalam Persepektif 92 Tahun Sumpah Pemuda

Tak perlu harus hafal ikrar pemuda 92 tahun yang lalu. Yang penting implementasinya. Itu kata hatiku dalam peringatan Sumpah Pemuda tahun ini. Apalagi dengan kondisi covid-19 yang lagi melanda negara ini. Makin kabur ikrar itu di benak kita. Historinyapun kita sudah tak ingat lagi. Makin jauh jika berharap anak-anak itu hafal ikrar Soempah Pemoeda. Seorang anak muda kelas 9. Wajahnya berkerut merut saat mengingat ikrar itu. Kita hanya tahu makna harfiahnya. Tanpa mengetahui maksud di balik sumpah dan tujuan kita (baca pemuda) bersumpah. Apalagi historinya.

Menolong teman saat covid, mematuhi prokes, ngerjakan tugas dengan baik, infaq, bawa tanah, bawa bunga, bersih-bersih dsb.Tap!!! Ternyata dalam jiwa kita ada ‘kepedulian’. Kepedulian ala jaman now, jaman teknologi komunikasi melaju dasyat, jaman HP. Korelasinya adalah 92 tahun yang lalu Sumpah Pemuda muncul karena kepedulian pemuda bangsa ini  karena situasi penjajahan pada saat itu. Di masa pandemi ini anak-anak (=baca pemuda) itu pun punya kepedulian yang sama. Tap!!! Woow luar biasa. Inilah langkah maju pemuda masa kini sebutlah milenea ala kita.

Kita (=pemuda) sama-sama punya ‘kepedulian’ pada negerinya. Kepedulian yang sama, hanya dibedakan oleh kondisi. 92 tahun yang lalu Sumpah Pemuda lahir karena kedulian pemuda negeri ini dalam situasi penjajahan. Dan di masa pandemi covid-19 ini, di masa pemuda negeri ini hidup dalam era teknologi apapun yang berkembang pesat, dalam krisis budaya dan akhlak karena filter dari orang tua yang longgar karena kesibukannya, kita masih memiliki kepedulian.

Mari, jangan tutup mata kita apalagi nurani kita. Kita memang masih muda, masih butuh yang tua, untuk menjadi ‘penjaga’ negeri ini. Kita tak perlu rendah jika harus menyapu di depan kita, memungut sampah di depan kita, bahkan menyapa kita. Tunjukkan, bimbing dan bantu kita jadi PENJAGA PERTIWI SEJATI. Tangguh, bermodal ilmu dan keterampilan serta berakhlak mulia.

Tulisan ini semoga tidak hanya jadi sebuah retorika peringaan Sumpah Pemuda tapi ketukan hati untuk mewujudkan cita-cita diri.

GRIPATWA JAYA, KITA BANGUN, KITA BINA KITA BISA